Burung Cendrawasih - Burung Surga
http://binatanghewans.blogspot.com/2014/11/burung-cendrawasih-burung-surga.html
Burung Cendrawasih - Burung Surga - Dunia Hewan | Burung Cendrawasih adalah anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka diketemukan di Indonesia timur yaitu di pulau-pulau selat Torres dan Papua Nugini, serta Australia timur. Burung anggota keluarga ini di kenal lantaran bulu burung jantan pada banyak macamnya, terlebih bulu yang sangatlah memanjang serta rumit yang tumbuh pada sekitar paruh, pada sayap serta pada kepalanya. Berat dan besarnya burung cendrawasih dari mulai Cendrawasih Raja pada 50 gr serta 15 cm sampai Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm serta Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gr.
Burung cendrawasih yang paling populer yaitu anggota genus Paradisaea, yang termasuk juga dalam spesies ini yaitu cendrawasih kuning besar atau Paradisaea apoda. Dan Type ini merupakan jenis spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Oleh pedagang pribumi Spesimen ini dibuang sayap serta kakinya supaya bisa jadikan hiasan. Hal semacam ini tak di ketahui oleh beberapa penjelajah serta menyebabkan keyakinan bahwa burung ini tak pernah mendarat akan tetapi selalu dalam kondisi terbang lantaran bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise (‘burung surga’ oleh orang Inggris) serta nama type apoda yang bermakna ‘tak berkaki’.
Banyak type memiliki ritual kawin yang rumit, system kawin type Paradisaea yaitu burung-burung jantan berkumpul untuk berkompetisi menunjukkan keelokannya pada burung betina supaya bisa kawin. Sesaat type lain seperti beberapa jenis Cicinnurus serta Parotia mempunyai tari perkawinan yang teratur. Burung pejantan dengan type yang dimorfik seksual biasanya berbentuk poligami. Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada type besar, biasanya hanya bertelur satu saja. Sedangkan untuk Type yang lebih kecil bisa membuahkan hingga 2 sampai 3 telur.
Orang-orang di Papua kerap menggunakan bulu cendrawasih dalam pakaian serta kebiasaan mereka, serta sebagian era waktu lalu bulu itu utama untuk di buat topi wanita di Eropa. Perburuan untuk memperoleh bulu serta perusakan habitat mengakibatkan penurunan jumlah burung pada sebagian type ke tingkat terancam, perusakan habitat lantaran penebangan rimba saat ini adalah ancaman paling utama.
Perburuan burung cendrawasih untuk di ambil bulunya untuk perdagangan topi, marak diakhir era 19 serta awal era 20, tetapi saat ini burung-burung itu dilindungi serta perburuan cuma dibolehkan untuk keperluan perayaan dari suku setempat.